Sunday, May 27, 2018

Tugu Pahlawan Monument and 10 November Museum



           Pada hari Sabtu tanggal 12 Mei atau dua minggu lalu lebih tepatnya, saya Nastasya Lauwren, mahasiswi VCD dari Universitas Ciputra melakukan kunjungan atau field trip yang diadakan oleh dosen ISBD kami ke salah satu tempat bersejarah di Surabaya yaitu Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 November. Jadwal untuk kami berkumpul di tempat adalah jam 9 namun kami baru mulai masuk ke Museum 10 Nopember yang ada di sana sekitar pukul 09.30. Alamat Monumen Tugu Pahlawan sendiri berada di Jalan Pahlawan, Kelurahan Alun-alun Contong, Bubutan, Surabaya. Lokasinya juga berada di dekat kantor Gubernur Jawa Timur dan Bank Indonesia. Monumen Tugu Pahlawan sendiri memiliki bentuk seperti lingga/paku terbalik atau biasanya orang lain melihatnya seperti pensil (berdasarkan pengalaman pribadi), monumen ini juga dikelola oleh UPTD Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 November. Monumen Tugu Pahlawan adalah simbol ikonik dari kota Surabaya dan merupakan monumen yang dibangun untuk menghormati/didedikasikan kepada jasa-jasa para pahlawan yang telah meninggal pada jaman penjajahan atau dalam peristiwa battle of Surabaya (pertempuran Surabaya) pada tanggal 10 November 1945 untuk memperjuangkan kemerdekaan.

            Tubuh monumen Tugu Pahlawan berbentuk lengkungan-lengkungan sebanyak 10 lengkungan, dan terbagi atas 11 ruas. Tinggi, ruas, dan lengkungan-lengkungan itu mengandung makna tanggal 10, bulan 11, tahun 1945 yang berarti menandakan tanggal 10 November 1945 dimana peristiwa pertempuran Surabaya itu terjadi. Museum 10 November sendiri ada di bawah Monumen Tugu Pahlawan. Monumen Tugu Pahlawan memiliki tinggi 41,15 meter, pada awalnya direncanakan bahwa Tugu Pahlawan akan memiliki tinggi 45 meter, sesuai dengan angka tahun perjuangan mereka saat itu yaitu 1945. Namun karena adanya masalah dalam konstruksi bangunan yang memungkinkan tidak dapat menopang tinggi itu maka Tugu Pahlawan pun dibangun setinggi 41,15 meter yang berdiri di tanah seluas 2,9 hektar. Bagian puncak tugu yang meruncing dilengkapi dengan lampu berwarna merah dan penangkal petir. Bagian bawah tugu memiliki diameter 3,1 meter dan bagian puncaknya memiliki diameter 1,3 meter.

            Pembangunan dari Monumen Tugu Pahlawan ini sendiri memiliki 2 pendapat yang berbeda mengenai siapa pencetus ide sekaligus arsitek dari tugu ini. Menurut Gatot Barnowo, monumen ini diprakarsai oleh Doel Arnowo yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala Daerah Kota Besar Surabaya dan kemudian ia meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen yang dimaksud dan selanjutnya akan diajukan kepada Presiden Ir. Soekarno. Sedangkan pendapat lain menurut Ir. Soendjasmono, pemrakarsa monumen ini adalah Ir. Soekarno sendiri yang kemudian, ide ini mendapat perhatian yang khusus dari Walikota Surabaya, Doel Arnowo. Untuk perencanaan dan penggambaran diserahkan kepada Ir. R. Soeratmoko yang telah mengalahkan beberapa arsitektur lainnya dalam sebuah kompetisi untuk pemilihan arsitek untuk membangun monumen ini. Pembangunan Tugu Pahlawan awalnya ditangani Balai Kota Surabaya namun pembangunan tugu kemudian dilanjutkan Indonesian Engineering Corporation dan diteruskan oleh Pemborong Saroja. Lalu, monumen yang dibangun selama 10 bulan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 10 November 1952. Pada tahun 1988, mulailah penataan lapangan Tugu Pahlawan yang dilengkapi dengan museum, pintu masuk, patung, dan relief perjuangan. Sejak saat itu lapangan di sisi selatan tugu digunakan pula sebagai tempat upacara dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan kenegaraan.

             Seperti yang saya katakan sebelumnya, Museum 10 Nopember berada di bawah Monumen Tugu Pahlawan sendiri memang benar. Di bawah tanah lahan Tugu Pahlawan sedalam 7 meter terdapat sebuah museum untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang berjuang di Surabaya, di museum ini juga terdapat foto-foto dokumentasi pembangunan Tugu Pahlawan. Museum ini diresmikan pada tanggal 19 Februari 2000 oleh Presiden K.H. Abdurrahman Wahid. Sampai sekarang Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember masih ramai dikunjungi oleh warga Surabaya sendiri dari anak-anak sekolah SD, SMP, SMA, perguruan tinggi maupun Turis dari luar negeri untuk rekreasi atau untuk studi/observasi. Harga tiket masuknya berkisar Rp 5.000,- namun kami diperbolehkan masuk tanpa harus membayar tiket masuk dengan menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa yang kami miliki.

            Museum 10 Nopember memiliki 2 tingkat dan terdapat banyak sekali barang-barang peninggalan arek-arek Suroboyo pada saat itu. Koleksi yang museum ini miliki antara lain ada seragam tentara BKR, seragam perawat, seragam polisi istimewa, seragam dan senjata yang digunakan oleh HR. Mohamad Mangoendiprodjo, mesin ketik kuno, tas medis, handycam dan tustel kuno, macam-macam senjata dari bambu sampai senapan, miniatur bangunan-bangunan lama, diorama elektronik, patung-patung orang yang memakai baju pada jaman dulu dan masih banyak lagi.

            Saat saya memasuki Museum 10 Nopember, terdapat gambar-gambar bangunan yang sudah berdiri sejak jaman lama seperti Hotel Orantje yang sekarang sudah menjadi Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan, bangunan sekolah St. Loui, bangunan Bank Tabungan, kantor Bank Jawa, Bangunan Sekolah Seni Indonesia, dan lain-lain yang  ditempel di limas terbalik yang ada di langit-langit gedung. Selain itu juga terdapat ukiran besar yang ada di dinding Museum ini. Saat berjalan di lorong menuju ruangan tempat dimana koleksi-koleksi yang ada, saya menemukan banyak lukisan dan foto jaman perjuangan arek-arek Suroboyo di lorong museum dan ada juga miniatur Taman Monumen Tugu Pahlawan. Melalui miniatur tersebut saya bisa melihat bahwa Taman Monumen Tugu Pahlawan ini sangat luas. Setelah itu saya pun masuk ke dalam ruangan dimana banyak barang-barang bersejarah (seperti yang sudah saya jelaskan di paragraf sebelumnya) yang pernah digunakan oleh arek-arek Suroboyo dalam perjuangan mereka. Dari yang paling awal saat memasuki ruangan itu, saya melihat ada seragam dari tentara BKR dan di bagian tengah ruangan terdapat patung yang menggambarkan perjuangan arek Suroboyo. Selain itu juga ada miniatur dari Rumah Sakit Simpang yang sebelumnya digunakan untuk menampung dan merawat korban-korban dari peperangan. Rumah Sakit Simpang sekarang sudah diubah oleh mantan almarhum presiden kedua Indonesia Soeharto, menjadi pusat perbelanjaan yang sudah kita kenal sejak lama yaitu Plaza Surabaya atau bisa disebut Delta yang terletak di jalan Pemuda dekat dengan Monumen Kapal Selam.

            Beberapa koleksi yang membuat saya menarik adalah mesin ketik kuno yang mereka miliki dan berada di lantai 1. Mesin ketik itu memiliki merk Underwood yang dibuat oleh New York Amerika Serikat pada tahun 1936 dan digunakan saat masa penjajahan Belanda untuk kegiatan administrasi perkantoran. Selain itu, saya juga kagum saat melihat ruangan diorama statis yang ada di lantai 2. Total ruangan diorama statis yang ada adalah 2 ruangan sedangkan untuk diorama yang ditampilkan sendiri ada total 8 diorama. Setiap diorama memiliki latar tempat dan kejadian yang berbeda, ada yang menunjukkan kejadian saat perundingan gencatan senjata, kejadian penolakan arek-arek Suroboyo terhadap ultimatum sekutu, Ekspedisi Pulau Nyamukan dan masih banyak lainnya. Di lantai 2 banyak sekali koleksi-koleksi senjata yang ada, mulai dari bambu asli yang dipakai saat masa perjuangan sampai pistol dan senapan semuanya ada.

            Melalui observasi yang saya lakukan, kondisi Taman Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 Nopember sangat bersih. Bisa terlihat dari banyaknya tanaman yang tumbuh di Taman Monumen Tugu Pahlawan yang membuatnya terlihat asri. Koleksi-koleksi yang dimiliki pun terlihat masih bagus dan terawat meskipun sudah berumur sangat lama. Museum pun memiliki fasilitas yang bagus dan semuanya sudah modern karena menggunakan layar sentuh (layar yang ada di dalam diorama statis, yang digunakan untuk menjelaskan peristiwa yang ada di dalam diorama dan bisa juga mengatur bahasa yang digunakan antara lain bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Bahasa Belanda, Bahasa Jepang, Bahasa Korea dan lainnya). Kelebihan dari tempat ini adalah tempatnya yang bersih, nyaman dan tour guide yang menjelaskan setiap koleksi-koleksi yang ada sangat menguasai materinya sehingga apa yang disampaikan dari tour guid itu bisa dicerna dengan baik oleh pendengar. Selain itu, koleksi yang dimiliki juga banyak dan masih terlihat bagus dan bersih, patung-patung yang ada juga dibuat bagus sedemikian rupa, miniatur-miniatur yang ada juga sangat detail dan bagus, diorama yang ada juga pembuatannya sangat detail dan jelas untuk dilihat. Namun, kekurangannya adalah kurangnya pendingin ruangan sehingga saat masuk ke dalam terasa panas (kecuali di dalam ruangan diorama statis), tempat duduk juga masih kurang sehingga kami tidak tahu ingin duduk dimana jika kelelahan berdiri. Untuk souvenir/ cinderamata yang ada saat jalur keluar juga masih kurang menarik dan macamnya kurang banyak.

            Fungsi Museum 10 Nopember sendiri bukan hanya sebagai cagar budaya atau tempat rekreasi saja, tapi bisa digunakan untuk belajar mengenai sejarah berdirinya Tugu Pahlawan melalui benda-benda bersejarah seperti foto-foto para pejuang saat masa penjajahan Belanda, senjata-senjata yang ada, dan juga diorama-diorama yang menceritakan setiap kejadian yang ada mulai dari perencanaan sampai keberhasilan yang diperoleh dari perjuangan itu yaitu kemerdekaan. Selain itu museum bisa digunakan untuk memberitahu bagaimana perjuangan pahlawan dahulu dan menumbuhkan jiwa nasionalisme bagi masyarakat yang melihatnya. Untuk potensi ekonomi sendiri, museum bisa dibilang sama dengan perusahaan. Sebuah perusahaan pasti memiliki seorang investor yang bertugas untuk memegang atau menjual saham dan membiayai setiap kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan itu. Setiap perusahaan menerima keuntungan maka otomatis investor juga menerima setengah dari keuntungan tersebut karena mereka yang membiayai setiap kegiatan yang dilakukan perusahaan tersebut. Museum 10 Nopember juga bisa menerima investor untuk menanam saham disana dan dengan begitu fasilitas di museum bisa bertambah canggih dan menarik para pengunjung. Semakin banyaknya pengunjung berarti akan ada kenaikan harga di tiket masuk karena tidak mungkin harga tiket masuk akan tetap murah jika pengunjungnya semakin banyak karena karyawan juga membutuhkan upah. Dengan demikian, keuntungan Museum 10 November bertambah besar dan hal ini juga berpengaruh pada karyawan yang bekerja disana karena gaji mereka akan bertambah banyak juga.


            
Dari semua penjelasan di atas maka saya bisa menyimpulkan bahwa banyak peninggalan bersejarah yang ada di Surabaya melalui Museum 10 Nopember 
ini. Namun sangat disayangkan banyak orang yang belum mengetahui bahwa di dalam Taman Monumen Tugu Pahlawan ini terdapat sebuah museum karena kurangnya informasi dari orang-orang. Saya sendiri saat masuk ke dalam museum ini merasa sangat senang karena bisa melihat peninggalan bersejarah yang kondisinya masih baik dan bagus untuk menjadi objek foto. Selain itu pengetahuan saya mengenai sejarah Tugu Pahlawan semakin bertambah karena informasi yang diberikan oleh tour guide sangat jelas. Kritik dan saran yang saya berikan hanya agar pihak museum bisa menambah kursi dan pendingin ruangan agar pengunjung bisa merasa lebih nyaman lagi saat berada di dalam museum. Untuk pihak pemerintah diharapkan bisa meminta kepada setiap sekolah agar mengajak muridnya untuk mengunjungi tempat bersejarah setidaknya sekali untuk memperluas pengetahuan yang mereka miliki dan menumbuhkan rasa nasionalisme di setiap orang.



No comments:

Post a Comment